Teman Sejati

selama ini ku mencari cari teman yang sejati buat menemani perjuangan suci, bersyukur kini padaMu illahi teman yang dicari selama ini telah ku temui..
dengannya disisi perjuangan ini senang diharungi bertambah murni kasih illahi, kepadaMu Allah ku panjatkan do’a agar berkekalan kasih sayang kita..
kepadamu teman ku mohon sokongan perngorbanan dan pengertian telah ku ungkapkan segala galanya..
–snada, teman sejati–

renungan demi renungan aku lakukan. aku terima semua yang terjadi dalam hidupku dengan lapang dada, tanpa perlu kecewa ketika menghadapi kenyataan bahwa keinginanku masih belum dipenuhi Allah. Ya Allah terima kasih, aku diberi kesempatan untuk memperbaiki diriku dan mengambil hikmah yang terkandung didalamnya.

Betapa banyak nikmat telah Engkau berikan dan betapa malunya aku yang kadang tidak menyadarinya hanya karena salah satu permintaanku belum terpenuhi, yaitu mempunyai isteri, pendamping terbaik di sisiku. Ketika akal sehat dikalahkan oleh rasa frustasi, aku bertanya dalam hati Mungkin ke-takaburanku yang menyebabkan belum datang seorang "teman sejati" untukku. Kadang terbersit pikiran, apakah akan ada yang mencintaiku sungguh-sungguh hingga ingin menikah denganku. Kadang di tengah keputus-asaan aku mengadu kepada Allah, "Ya Allah aku hanya ingin berumah tangga untuk menjalankan sunnah Rasul, untuk menjaga hati dari zina, untuk menyempurnakan ibadahku". Mengapa untuk hal yang begitu sakral dan mulia Rabb belum juga memberikan “teman sejatiku”?

Aku pernah tertarik pada seseorang. Aku yang mengenal dia dan dia yang tak mengenal aku. Dia yang benar2 istiqomah terhadap agamanya. seseorang yang benar2 menjaga iffah dan kehormatannya. setahun sudah aku menjaga perasaan ini, haruskah aku segera menkhitbahnya, namun hati ini kerap meragu pantaskah diri yang fakir iman ini bersanding dengannya. Walaupun begitu aku mencoba untuk menangkap hikmah dari semua ini, bahwa Rabb ingin aku memperbaiki diriku sebelum "teman sejatiku" datang dan Allah akan memberikan yang terbaik untuk hidupku. Ya Allah aku senang dan bangga Engkau menyayangiku, Engkau akan memberikan yang terbaik untukku. Untuk itu, aku berusaha untuk selalu berlapang dada, pasrah dan bertawakal, bahkan jika Engkau belum mengizinkan aku menikah dalam waktu dekat ini.

Aku yakin bahwa sesuatu yang sulit mendapatkannya akan berbuah yang baik pula, dan aku yakin bahwa Allah selalu mempunyai rencana yang terbaik bagiku. Rabb, aku hanya mohon kepadamu sebuah akhir yang indah... jika dia memang untuk ku maka aku hanya memohon Jagalah dia untukku... amiin...

#Robbi... jodoh itu kuasamu#
Kamarku, Ba’da ashar 7 Juni 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar